Rabu, 19 Juni 2024

Membalas Perbuatan Raja

 


Membalas Perbuatan Raja 

 Abu Nawas hanya tertunduk sedih mendengarkan 

penuturan istrinya. Tadi pagi beberapa pekerja kerajaan atas 

titan langsung Baginda Raja membongkar rumah dan terus 

menggali tanpa bisa dicegah. Kata mereka tadi malam Baginda 

bermimpi bahwa di bawah rumah Abu Nawas terpendam emas 

dan permata yang tak ternilai harganya. Tetapi setelah mereka 

terus menggali ternyata emas dan permata itu tidak ditemukan. 

Dan Baginda juga tidak meminta maaf kepada Abu Nawas. 

Apabila mengganti kerugian. inilah yang membuat Abu Nawas 

memendam dendam. 

 Lama Abu Nawas memeras otak, namun belum juga ia 

menemukan muslihat untuk membalas Baginda. Makanan yang 

dihidangkan oleh istrinya tidak dimakan karena nafsu makannya 

lenyap. Malam pun tiba, namun Abu Nawas tetap tidak beranjak. 

Keesokan hari Abu Nawas melihat lalat-lalat mulai menyerbu 

makanan Abu Nawas yang sudah basi. la tiba-tiba tertawa riang. 

 "Tolong ambilkan kain penutup untuk makananku dan 

sebatang besi.” Abu Nawas berkata kepada istrinya. 

 "Untuk apa?" tanya istrinya heran. 

 "Membalas Baginda Raja.” kata Abu Nawas singkat. 

Dengan muka berseri-seri Abu Nawas berangkat menuju

istana. Setiba di istana Abu Nawas membungkuk hormat dan 

berkata, 

 "Ampun Tuanku, hamba menghadap Tuanku Baginda 

hanya untuk mengadukan perlakuan tamu-tamu yang tidak 

diundang. Mereka memasuki rumah hamba tanpa ijin dari 

hamba dan berani memakan makanan hamba.” 

 "Siapakah tamu-tamu yang tidak diundang itu wahai Abu 

Nawas?" sergap Baginda kasar. 

 "Lalat-lalat ini, Tuanku.” kata Abu Nawas sambil 

membuka penutup piringnya. "Kepada siapa lagi kalau bukan 

kepada Baginda junjungan hamba, hamba mengadukan 

perlakuan yang tidak adil ini.” 

 "Lalu keadilan yang bagaimana yang engkau inginkan

dariku?" 

 "Hamba hanya menginginkan ijin tertulis da ri Baginda 

sendiri agar hamba bisa dengan leluasa menghukum lalat-lalat 

itu.” Baginda Raja tidak bisa mengelakkan diri menotak 

permintaan Abu Nawas karena pada saat itu para menteri 

sedang berkumpul di istana. Maka dengan terpaksa Baginda 

membuat surat ijin yang isinya memperkenankan Abu Nawas 

memukul lalat-lalat itu di manapun mereka hinggap. 

 Tanpa menunggu perintah Abu Nawas mulai mengusir 

lalat-lalat di piringnya hingga mereka terbang dan hinggap di 

sana sini. Dengan tongkat besi yang sudah sejak tadi dibawanya 

dari rumah, Abu Nawas mulai mengejar dan memukuli lalat-lalat 

itu. Ada yang hinggap di kaca. 

 Abu Nawas dengan leluasa memukul kaca itu hingga 

hancur, kemudian vas bunga yang indah, kemudian giliran 

patung hias sehingga sebagian dari istana dan perabotannya 

remuk diterjang tongkat besi Abu Nawas. Bahkan Abu Nawas 

tidak merasa malu memukul lalat yang kebetulan hinggap di 

tempayan Baginda Raja. 

 Baginda Raja tidak bisa berbuat apa-apa kecuali 

menyadari kekeliruan yang telah dilakukan terhadap Abu Nawas 

dan keluarganya. Dan setelah merasa puas, Abu Nawas mohon 

diri. Barang-barang kesayangan Baginda banyak yang hancur. 

Bukan hanya itu saja, Baginda juga menanggung rasa malu. Kini ia sadar betapa kelirunya berbuat semena-mena kepada Abu 

Nawas. Abu Nawas yang nampak lucu dan sering 

menyenangkan orang itu ternyata bisa berubah menjadi garang 

dan ganas serta mampu membalas dendam terhadap orang yang 

mengusiknya. 

 Abu Nawas pulang dengan perasaan lega. Istrinya pasti 

sedang menunggu di rumah untuk mendengarkan cerita apa 

yang dibawa dari istana. 


Karya : MB. Rahimsyah 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Syair Insaf Diri ( سياير انساف ديري )

Syair Insaf Diri ( سياير انساف ديري )   Tatkala malam sunyi menyapa ,Ku renung diri dalam gelita, Banyaklah dosa yang ku bawa, Namun hidup t...